Kamis, 03 Maret 2016

Bisikan Malam

Mengapa siang begitu cepat bergegas pulang?
Memaksaku untuk berlari menjemput sepi
Seorang diri meratapi bisikan hati
Menyadari betapa olengnya diri ini
Bak kapal yang kehilangan kemudi
Berjalan ke kanan dan ke kiri
Tanpa ada tujuan pasti
Heran!!
Kenapa bisikan itu kembali lagi menyapaku malam ini?
Menyiratkan pesan bahwa siang dan malam akan terus silih berganti
Penanda harus segera mencari jati diri
Sebagai isyarat untuk selalu memperbaiki diri


Kamis, 22 Oktober 2015

Kidung Kerinduan

Bismillah.. 

Sekedar bersenandung..

Perjalanan Pengurus UKM JQH al-Mizan 2014/2015 Lama tersimpan dalam hati, ingin rasanya meluapkan. 
Bukan tentang kesedihan, bukan tentang kegalauan, bukan tentang kemarahan, juga bukan tentang dendam. 
Tapi.. 
tentang kerinduan..

Kerinduan bersama 6 karakter yang berbeda-beda, kerinduan dengan 6 wajah yang tak sama. Kerinduan untuk bersama-sama lagi belajar dari kehidupan nyata. Kerinduan yang takkan pernah terobati. Kecuali dengan kembali ke masa itu dan menikmati setiap langkah perjalanannya dengan penuh syukur.. 
Tak dapat dipungkiri hati ini kehilangan senyum yang tulus dari kalian, gelak tawa kalian yang menenangkan, saling mengevaluasi satu sama lain yang berujung kebaikan, bahkan saling bully yang bukan menjauhkan tapi justru semakin mendekatkan hati dan persaudaraan kita semua.. Pelajaranku bersama kalian takkan pernah terlupakan,..

Aku belajar untuk menjadi seorang yang sabar, rendah hari serta murah senyum dari Mas Faiz: "Ais, minta tolong buatkan surat peminjaman proyektor sekarang bisa mboten? Nanti aku yang ngantar ke direktur SC" lalu senyum "heheheheheeee"

Aku belajar menjadi seorang yang santai, supel, periang, gokil dan misterius dari Mas Ihsan: "Syah, pantes gak kalau aku sama Sabriani?" terus ketawa "huahahahahaa"

Aku belajar menjadi seorang yang bijak, sabar dan bergerak tanpa banyak bicara dari Mas Mannan: "Aisyah, mbak Evi, Mbak Sabri, mbak Astri pada kemana ya? mbok diajak ke SC" hihi

Aku belajar menjadi seorang yang teliti dan baik hati dari Mbak Sabriani: "Ais, ini data KTA yang belum bayar siapa aja ya? sudah ditanyakan pengurus divisi e" heee

Aku belajar menjadi seorang yang yang kuat dan pemberani dari Mbak Evi: "pokoE Syah, nek nang rektorat ngadepi Bu **** ki kudu sabar. hmm bentak-bentak rakaruan. Nek gak kuat aku wes nangis" hhiii

Aku belajar menjadi seorang yang lemah lembut, sabar dan rajin dari Mbak Astri: "Syah, maaf ya aku gak bisa ikut rutinan, sini biar aku yang nglanjutin nulis buku induk" hhe

Terimakasih kawan untuk semua yang telah kalian beri dan korbankan. Maafkan Aisyah yang hanya bisa nelakukan hal-hal yang sangat terbatas. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. aaamiiin..


Selasa, 02 Desember 2014

al-Mizan "the perfect zone"

Dua puluh sembilan bulan sudah aku menapaki peradaban Jogja. Menjalani proses pembelajaran di kampus putih dan menemukan secercah cahaya yang kian hari kian merona “mizanuna”. Ya, salah satu UKM yang kabarnya menjadi kiblat UKM-UKM lain di kampus UI Negeri Sunan Kalijaga Jogja. Memang belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran kabar tersebut, tapi berdasarkan kiprahnya di dunia kampus yang notabene berbasis Islami, UKM al-Mizan merupakan salah satu UKM yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islami berlandaskan al-Qur’an sejalan dengan visi kampus. Weesseh keren banget bukan?Tak dapat dipungkiri, UKM ini sangat familiar di telinga masyarakat kampus. Karena  UKM ini merupakan wadah bagi mahasiswa yang berbakat serta minat dalam mengembangkan seni Qur’any.Nah kalau aku jelas tergolong yang mempunyai minat saja untuk masuk dalam wadah tersebut:-D dan entah pertolongan darimana yang mengantarkanku hingga dapat diterima di dalamnya. Yang jelas aku percaya Allahu bashiirun bil ‘ibaad..
***
Entah apa yang dapat menganalogikan kehadiranku dalam al-Mizan. Mungkin banyak orang yang menilaiku laksana benalu yang tumbuh pada rimbunnya batang pohon. Atau bahkan fatamorgana di padang pasir, terlihat ada tapi sejatinya tidak ada.Yang jelas disana aku bagaikan kertas yang selalu menerima apapun yang diberikannya. al-Mizan-lah pena-nya, senantiasa memberi goresan tinta penuh arti dalam hidup ini, tak lain sebuah pembelajaran. Disana aku belajar membaca kalamullah yang baik dan benar meski sampai sekarang masih jauh dari kata sempurna. Meluruskan niat meski berat, tanggungjawab, memahami dan menyatukan perbedaan, menyambung ukhuwah, pantang menyerah, komitmen serta bertahan dalam hujaman pilihan. Seringkali timbul konflik antara diriku dengan batin ini. Sungguh al-Mizan sejatinya bukan wilayahku. Al-Mizan adalah the perfect zone dimana orang-orang hebat, para pemilik talent bereksplorasi mengembangkan bakat emasnya. Sebagai manusia biasa, minder pasti, tapi semua rasa ketidakpantasanku ter-cover oleh kehebatan jiwa mereka. Ke-tawadhu’an-nya luar biasa, sehingga bisa menerima kekuranganku bahkan merangkulku untuk bersama-sama mempertahankan ruh al-Mizan. Mereka bak penjual wewangian dan aku seorang yang lewat di depannya. Meski tidak membeli, tapi aku terkena harum wanginya. Subhanallah pokoknya joss sekali :-D
***
Semua berjalan tanpa alasan, yang terbesit hanyalah niat untuk belajar. Ya, hanya untuk belajarlah satu-satunya alasan yang memantapkan pilihanku pada JQH al-Mizan waktu itu. Mungkin terkesan naif, tapi dengan alasan itulah aku dapat bertahan sampai detik ini, meski hanya sekadar "bertahan", tanpa kontribusi yang jelas di dalamnya. MasyaAllah..
***
Entah sampai kapan aku akan dapat bertahan. Ku harap selamanya, selama Allah masih memberikanku kesempatan menginjakkan langkah di bumi Jogjakarta. Kalaupun suatu saat keadaan terpahit menghampiriku hingga tidak dapat bersua lagi dengannya, anak-anakku kelak yang akan meneruskannya. Tentunya tidak sekadar meneruskan apa yang kulakukan. Harus berkontribusi bagi kejayaan al-Mizan, syukur berprestasi. Buat al-Mizan bangga! Buat keluarganya bahagia! Semoga al-Mizan semakin jaya! aaamiiin…

Senin, 24 November 2014

Terimakasih "Adikarya Qur'ani", mozaik hidupku dalam tubuhmu

Alhamdulillahirobbil’alamiin… Adikarya Qur’ani 2014 Semarak Miladiyah XV UKM JQH al-Mizan telah terlaksana.. sesuai namanya Adikarya, karya-karya yang agung berhasil dipersembahkan dari, oleh dan untuk segenap keluarga besar al-Mizan beserta masyarakat luas nasional maupun internasional..
Untuk para sesepuh al-Mizan yang kami hormati…terimakasih atas bimbingan, tuntunan, arahan, control, kritik&saran, nasehat dan semangatnya hingga kami mampu berjalan di atas terjalnya jalan menuju puncak kreatifitas meski kadang tersandung, tertatih bahkan terjatuh..tapi berkat motivasinya akhirnya kami bisa bangkit dan berjalan kembali.
Untuk rekan-rekan panitia yang berbahagia…terimakasih untuk semua yang kalian berikan..kesolidan, kebersamaan, kepedulian, keprihatinan, kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan kita dalam melangkah menyelesaikan tugas-tugas kepanitiaan ini semoga berkah..
Kelak di atap al-Mizan ini akan menjadi saksi sekotak kisah tentang rentetan hidup jejak suci para prajurit mizanuna dalam “Menata Keindahan Dunia dengan Kesucian Jiwa”..  proses dan perjuangan ini akan terpatri dalam hati hingga suatu saat kita akan merindukannya lagi..
ya, saat-saat bahagia atau yang terpahit sekalipun tentu akan tertanam beku selangkah pasti saat kita meninggalkan atap ini sebentar lagi… sampai tiba waktunya nanti saat kita tidak lagi bersama-sama mendengarkan lantunan merdu dan goresan apik ayat-ayat al-Qur’an serta shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW dari divisi Tilawah, Tahfizh, Tafsir, Shalawat & Kaligrafi,,,
dari masa ke masa..lambat laun proses seleksi alam pasti akan terjadi.. ada yang datang lalu pergi meninggalkan kita.. sahabat satu per satu pergi menjalani kehidupannya sendiri.. semoga persahabatan kita di atap Adikarya Qur’ani 2014 ini akan selalu disatukan dalam keluarga mizanuna…
terimakasih Adikarya Qur'ani,,dalam tubuhmu terdapat mozaik hidupku 

Sabtu, 03 November 2012

inspirasi



Allah tidak menjanjikan bahwa langit itu selalu biru...
Bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar,,
Tapi ketahuilah...
Bahwa Dia selalu memberi pelangi di setiap badai,,
Senyum di setiap air mata,,
Berkah di setiap cobaan,,
Dan jawaban di setiap do’a...
Terus berjuanglah!!!
Live is so beautifullJ
Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan perjalanan,,nikmatilah!
Hidup adalah tantangan,,hadapilah!
Hidup adalah anugerah,,terimalah!
Hidup adalah pertandingan,,menangkanlah!
Hidup adalah tugas,,selesaikanlah!
Hidup adalah cita-cita,,capailah!
Hidup adalah pilihan,,pilihlah!
Mau dibawa kemana hidup kita??
Itu tergantung tujuan dan usaha kita...
By: Damaysha

Selasa, 16 Oktober 2012

Motivation and Inspiring


Pahala Terdekat

Banyak orang ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya pahala ketika masih sempat bernapas di bumi. Mendambakan surga dengan segala nikmat yang terdapat di dalamnya, dengan melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Tetapi apakah itu semua sudah cukup untuk mendapatkan tiket masuk ke surga?
Sering kali kita melupakan hal yang begitu jelas tertera dalam hidup kita, yang tentunya merupakan sumber pahala yang terdekat dengan diri kita ini. Yaitu apa? Ya, tentu saja ke-2 orang tua kita, terutama ibu.
Pernahkah terlintas di benak kita bahwa ibu adalah merupakan tambang pahala yang begitu dekat dengan kita? Sempatkah kita berhenti sejenak untuk berpikir bagaimana perasaan ibu kita? Ibu kita telah rela mengabdikan hidupnya untuk menjadi pelayan tanpa bayaran demi kebahagiaan sang majikan (yaitu kita sendiri). Mulai dari mengandung selama 9 bulan, menahan sakit yang begitu luar biasa ketika melahirkan kita, ibu kita rela menaruhkan nyawanya. Hingga kini kita telah beranjak dewasa, dengan segala kewibawaan yang kita punya, tapi apakah kita ingat dengan ibu kita? Apakah pernah kita menyadari bahwa ibu kita itu begitu rindu dengan kita? Tapi kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing. Mungkin ibu kita sekarang ini sedang ingin memeluk kita, memandangi wajah kita.
Akan tetapi beliau tahu diri sang pelayan tak mungkin lagi memeluk, mencium, memandangi majikan. Apakah sekarang ini kita masih mau dipeluk oleh ibu kita? Pernahkah kita menyadari betapa inginnya ibu kita untuk sekedar kita ajak untuk ngobrol? Lebih sering mana kita menelpon pacar atau ibu? Mengajak jalan-jalan pacar atau ibu? Memberikan sesuatu kepada pacar atau ibu? Memberi perhatian kepada pacar atau ibu?. Ingatlah surga itu terdapat di bawah telapak kaki ibu. Ridho ibu adalah ridho Tuhan. Apakah pernah ibu kita mengadukan segala kesalahan, segala perbuatan dan segala perkataan kita yang menyakitinya kepada Tuhan? Sema sekali tidak pernah. Karena apa? Ibu terlalu sayang terhadap kita. Apabila ibu kita pernah mengadukannya kepada Allah niscaya kita ini akan hancur tak bersisa seperti halnya malin kundang, itulah dahsyatnya doa dari ibu. Maka sayangilah ibu, janganlah pernah merasa malu jika ada celotehan, “anak mami nih ye”. Ucapan seperti itu selalu ku jawab dengan senyuman dan ku berkata dengan bangga “ya aku memang anak mami”. Karena ibulah yang membuatku bisa kuat bertahan di dunia ini sampai saat ini.